Sabtu, 15 Oktober 2011

ISLAM DAN DEMOKRASI


ISLAM DAN DEMOKRASI

Banyak kalangan ahli demokrasi menyimpulkan bahwa dunia islam tidak mempunyai prrospek untuk menjadi demokratis serta tidak mempunyai pengalaman demokrasi yng cukup handal. Samuel P.Hutington mengatakan yang meragukan ajaran islam yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi . Karena alasan inilah islam dipandang tidak menjadi bagian dari proses demokratisasi  dunia.
Menurut Ahmad S. Mausalli\, pakar ilmu politik Universitas Amerika di Beirut, ulama islam baik klasik, pertengahan maupun modern memiliki pandangan yang sepadan dengan perkembangan pemikiran Barat tentang demokrasi ,pluralism dan HAM. Kalangan imuslim melakukan elaborasi terhadap konsep-konsep barat,argumen-argumen mereka tentang model-model pemerintahan yang demokratismasyarakat yang majemuk dan jaminan atas HAM. Istilah-istilah politik dalam islam ( pengkalaborasian )
1.                  Shura ( Musyawarah )
2.                  Ijma’ ( Konsensus )
3.                  Ahl al – Dhimma ( Hak minoritas )
Wacana islam dan demokrasi  dapat dikelompokkan menjadi tiga :
Pertama, islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak bisa disubbordinatkan dengan demokrasi.
Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefinisikan secara prosedural seperti dipahami dan dipraktikkan dinegara-negara Barat.
Ketiga, Islam adalah sistem nilai y6ang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi seperti yang dipraktikkan negara-negara maju.
            Terdapat beberapa argumen teotiris yang bisa menjelaskan lambannya pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di dunia islam antara lain :
Ø    Pemahaman doktrinal menghambat praktik demonstrasi
Ø    Persolan kultur, islam sudah diwarisi atau sudah terbiasa dengan otokrasi dan ketaatan absolut kepada pemimpin agama maupun penguasa.
Ø    Lambannya demokrasi di dunia islam tidak ada hubungan dengan teologi maupun kultur, melainkan lebih terkait dengan sifat alamiyah demokrasi itu sendiri.
Jhon Esposito dan O. Voll adalah tokoh yang optimis terhadap masa depan demokrasi islam yang akan datang,nampaknya kesabaran dan kesungguhan yang diharapkan oleh pakar islam tersebut mestinya dihayati oleh umat islamKhususnya kalangan pemimpin mereka.Kesungguhan dan kesabaran dari alangan pemimpin muslim Indonesia untuk membangun demokrasi di negeri ini dapat diuji melalui kesungguhan mereka untuk tidak menggunakan otoritas keagamaan yang mereka miliki untuk kepentingan sesaat yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan urusan agama. Sementara kesabaran mereka selayaknya diaktualisasikan dengan cara bersabar untuk menjadi figur teladan bagi pengikutnya dalam bersikap dan bertindak demokrasi.

1 komentar: